Sabtu, 29 September 2012

Angkringan Jogja : Usaha Makanan

Warung makan angkringan mungkin identik dengan Yogyakarta, namun konsep usaha warung makan ini bisa diterapkan dimana saja. Tidak hanya di Kota Jogja, bahkan kota – kota besar lainnya juga bisa mendirikan usaha ini. Dalam membuka warung makan ini relatif mudah dan membutuhkan modal yang tidak terlalu besar.
Konsumen penggemar angkringan, biasanya beranggapan bahwa warung makan ini selain harganya lebih murah, menu makanan di angkringan lebih lengkap dengan aneka gorengan, sate usus atau sate tusuk, ceker ayam, kerupuk, bacem tahu tempe, bacem kepala dan ekor, tempe mendoan, pisang goreng dan tahu goreng. Dan yang paling populer di kalangan konsumen adalah sego kucing(nasi kucing), nasi seukuran kepalan tangan (sega sak kepel) ditambah sak ipit sambel bandeng, sambel teri atau oseng tempe. Sementara minumnya kita bisa menikmati aneka teh panas, wedang jahe, kopi jahe, susu jahe, wedang kopi, kopi susu, wedang tape, wedang jeruk, dll.
Konsumen
Angkringan menjadi salah satu tempat asyik untuk makan, minum bahkan hanya unutuk sekedar berinteraksi dan bersantai dengan rekan maupun kerabat. Hal ini menjadikan angkringan sebagai tempat favorit bagi semua kalangan, dari mulai anak muda, orang tua, para rakyat jelata hingga para pejabat negara pun selalu mencari angkringan tiap berkunjung ke kota Jogja. Nostalgia angkringan ala Jogja sudah menjadi rutinitas baru bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota tersebut. Info Bisnis
Menurut sejarahnya, angkringan berasal dari kata angkring ataunangkring yang artinya duduk santai. Nangkring dalam bahasa Jawa berarti duduk dengan posisi nyaman, terkadang dengan mengangkat salah satu kaki ke kursi. Dengan konsep warung yang berbentuk gerobak yang ditutup dengan terpal atau tenda plastik, maka tidak sah kiranya kalau berkunjung ke Yogyakarta tidak mampir menikmati beragam aneka panganan khas rakyat kecil tersebut. Dengan uang Rp.3.000,00 kita sudah bisa memanjakan perut dengan makan nasi kucing, gorengan, ditambah satu gelas minuman hangat.

Angkringan sendiri menjadi istimewa karena interaksi sosial yang terjadi di dalamnya. Warung yang bisa menjadi contoh sebuah sistem paling sederhana yang sebenarnya pantas menjadi model untuk hubungan sosial, meskipun tidak bisa mencakup semua aspek. Egaliter atau sederajat adalah ciri khas utama warga angkringan. Tidak peduli siapa yang datang ke angkringan. Apabila ia sudah datang ke angkringan, ia harus siap berbaur tanpa memakai jabatan doktor, insinyur, pengacara, haji, atau yang lainnya. Inilah yang membuat warga angkringan menjadi akrab. Belajar mendengar orang lain sekaligus belajar menyampaikan pendapat pun menjadi aktivitas biasa yang tak membosankan, ditemani gorengan dan sesekali sruputan wedang jahe.
Suasana angkringan ditanggung Jogja banget. Kita bisa ngangkring sebetah-betahnya, bisa sendiri, berdua, bahkan rombongan tanpa khawatir diusir, hal tersebut juga dikarenakan warung-warung angkringan buka hingga dini hari. Sebuah peluang usaha yang sederhana yang bisa mendatangkan keuntungan jika anda mau terjun menggeluti usaha angkringan.
Pemasaran
Usaha angkringan pemasarannya tidak terlalu sulit, karena image murah dengan suasana santai selalu dicari para konsumen. Ini menjadi keuntungan tersendiri bagi pelaku bisnis angkringan, hanya melalui promosi dari mulut ke mulut usaha ini sudah banyak dicari konsumen. Ciri khas yang selalu menjadi image angkringan jogja, yaitu menggunakan gerobak dan terpal untuk membuka usaha. Ciri khas tersebut secara tidak langsung memberitahukan keberadaan usaha angkringan Anda kepada para konsumen.
Kelebihan bisnis
Bisnis angkringan tidak membutuhkan modal besar, sehingga siapa saja bisa memulai bisnis ini. Selain itu saat ini banyak juragan angkringan yang menyewakan gerobak serta peralatan bisnis angkringan, bahkan ada yang sudah menyediakan lengkap dengan menu makanannya. Jadi bagi Anda yang tidak memiliki modal besar maupun tidak bisa memasak, jangan berkecil hati. Karena Anda masih bisa menjalankan bisnis ini dengan menjalin kerjasama.
Kekurangan bisnis
Jika ditanya mengenai kekurangan usaha angkringan, sebenarnya sulit untuk menjelaskan. Karena usaha ini lebih banyak memberikan kemudahan, maka tak heran jika usaha ini banyak dijalankan orang. Sehingga persaingan bisnisnya pun sudah tidak dapat diragukan lagi, sudah sangat tinggi. Bisa jadi satu ruas jalan ada dua sampai tiga usaha angkringan yang menjajakan dagangannya.Oleh karena itu sebaiknya Anda memberikan nilai lebih pada angkringan Anda, agar pelanggan Anda tetap loyal dan tidak berpindah ke angkringan lainnya.
Kunci sukses
Salah satu kunci kesuksesan jika anda ingin membangun usaha ini adalah pemilihan lokasi, karena lokasi ini bisa mempengaruhi dari minat pembeli di sekitarnya. Di Jogja, lokasi yang paling sering dipilih untuk membuka warung angkringan antara lain: tempat mangkal ojek, taksi, becak, daerah kost – kostan, sekitar kampus-kampus, ruko – ruko, dekat dengan supermarket atau mall, pinggir jalan raya yang rame dan daerah pertokoan. Lokasi – lokasi tersebut biasanya yang bisa menghadirkan pembeli lebih banyak.
Bagi anda yang ingin memulai usaha dengan memiliki modal usaha kecil – kecilan, warung makan angkringan ini bisa menjadi salah satu alternatif usaha anda. Yang harus anda lakukan terlebih dahulu sebelum memulai usaha ini adalah melakukan survey lokasi di daerah anda. Setelah itu, anda mencari orang yang bisa mensuplay nasi dengan lauk oseng tempe atau sambal ikan teri, serta macam – macam gorengan. Anda bisa bertanya jika sudah ada warung angkringan di daerah anda, biasanya untuk mendapatkan info suplier nasi dan gorengan dari penjaga warung sangat mudah. Jika didaerah anda tidak ada yang menjadi suplier, anda bisa membuatnya sendiri dengan skala kecil – kecilan. Bahkan anda bisa menjadi suplier bahan baku tersebut, untuk dipasarkan pedagang lainnya.
Analisa Ekonominya

Kebutuhan Modal
Pembuatan Gerobak                              : Rp 1.500.000
Terpal / Tenda                                 : Rp   150.000
Peralatan Masak
(Ceret 3bh,Gelas,Sendok,Anglo/Tempat Arang)    : Rp   400.000
Stock Bumbu dapur
(Gula,Es Balok,Teh,Jeruk,Jahe,Susu Kaleng,Kopi Sachet,Arang)                                                 : Rp   100.000+
TOTAL                                          : Rp 2.100.000

Omset per hari
Nasi kucing 50 x 1.000  : Rp    50.000
Minuman 75 x 1.000      : Rp    75.000
Snack 50 x 500          : Rp    25.000+ (sistem konsinyasi)
TOTAL                   : Rp   150.000

Omset per bulan
Rp 150.000 x 30 hari     :Rp 4.500.000

Biaya Operasional / bln
Bahan baku
( Rp 75.000/hari x 30 ) :Rp 2.250.000
Membayar konsinyasi snack
(50 bh x @Rp 400 x 30 hr):Rp   600.000
iuran listrik            :Rp    25.000+
TOTAL                    :Rp 2.875.000

Laba Bersih per bulan 
( Rp 4.500.000 - Rp 2.875.000 ) = Rp 1.625.000

ROI (Return of Investment)
( modal awal : laba bersih per bulan ) = < 2 bulan
Source : http://lh5.ggpht.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar