Minggu, 30 September 2012

Beternak Gurame Usaha yang Menjanjikan

Usaha perikanan banyak memberikan pendapatan bagi masyarakat meski awalnya sering dipandang sebelah mata. Sebagai salah satu pendukung kebutuhan pangan dan kehidupan yang bergizi, ikan memberikan asupan gizi yang cukup sehingga banyak orang kini mengkonsumsinya. Apalagi dalam membudidayakannya telah banyak mengalami kemajuan sehingga untuk mengembangkan usaha ini banyak menarik minat dan perhatian dari berbagai pihak.

Hal inilah yang dialami oleh Wiwid bersama Bambang yang merintis usaha perikanan di Desa Jambidan Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul. Melihat banyaknya tenaga kerja produktif di desanya berbondong-bondong mencari kerja, mereka tertantang untuk membuktikan bahwa perikanan bisa memberikan penghidupan.

Sehingga pada tahun 1998 mereka mencoba untukmembudidayakan lele dan memperoleh hasil yang cukup bagus. Mereka berdua memulai usaha ini hanya berbekal modal Rp50.000,- dan hingga saat ini usaha ini telah manjadi sentra proyek percontohan tingkat nasional. Melihat hasil yang cukup menjanjikan, banyak masyarakat sekitar tertarik untuk mengembangkannya, apalagi saat itu krisis moneter sedang melanda.

Konsumen
Konsumen ikan gurameh sebagian besar dari masyarakat kalangan menengah keatas, karena harga jual ikan gurameh terbilang cukup tinggi. Selain itu target pasar yang dapat diambil adalah perusahaan katering, pelaku bisnis restoran, maupun penjual ikan gurameh yang ada di pasaran.

Pendirian Kelompok Usaha Tani
Melihat banyaknya minat dari masyarakat sekitar, Wiwid dan Bambang ditambah Heru mendirikan kelompok tani ikan. Dengan berdirinya kelompok tani ini diharapkan :
1. Menambah motivasi untuk terus maju
2. Mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk mengembangkan usaha ini
3. Menjaga kekompakan
4. Mempunyai visi yang sama dalam pengembangannya, termasuk dalam penerapan standar harga

Mereka mengumpulkan petani-petani ikan di desa tersebut dan mendirikan kelompok tani Mino Raharjo dimana saat peresmiannya mendatangkan petugas PPL Kecamatan dan Dinas Koperasi.

Dengan berjalannya waktu, banyak petani yang ingin bergabung dengan kelompok tersebut. Untuk menjaga efektifitas, kelompok tani tersebut membatasi jumlah anggotanya 30 orang. Sedangkan sisanya mereka fasilitasi sehingga terbentuk kelompok-kelompok baru yang mencapai 4 kelompok tani di desa Jambidan.

Masing-masing kelompok mempunyai agenda sendiri-sendiri. Prestasi yang pernah diraih antara lain menjadi proyek percontohan gurame tingkat nasional dan model pendanaan tingkat nasional sebesar 900juta rupiah. Selain itu juga, beberapa LSM dan lembaga-lembaga resmi lain diantaranya UNDP, menggandeng mereka dalam mengembangkan usaha ini.

Info Bisnis



Semakin berkembangnya usaha tersebut, kelompok tani ini mencoba menciptakan diversifikasi produk. Pada awalnya pembibitan lele kemudian mereka mencoba pembibitan gurame. Setelah melewati beberapa waktu ternyata hasil dari pembibitan gurame lebih bagus dibanding pembibitan lele.

Mulai saat itulah mereka fokus untuk mengembangkan budidaya gurame sehingga saat ini mereka lebih dikenal dengan sentra budidaya gurame. Dalam pembudidayaan ini, mereka tidak fokus dalam pemijahan. Mayoritas petani fokus pada penetasan telur dan pembesaran.

Mereka membeli benih telur gurame seharga Rp30,- per ekor dan telur-telur ini mereka peroleh dari petani ikan di desa tersebut dan kota – kota sekitarnya. Produk yang dihasilkan petani ikan di kelompok tersebut berbeda-beda. Ada yang fokus hanya menyediakan telur ikan, ada yang fokus menyediakan bibit ikan usia 1 bulan, bibit usia 2 – 4 bulan sampai dengan bibit seukuran bungkus rokok atau berat 5 ons. Jika dirata-rata, kelompok tani tersebut bisa menghasilkan 2,5juta ekor per bulan.

Saat ini, UPR Mino Raharjo mengelola kolam yang tersebar di wilayah desa tersebut dengan total luas lahan mencapai +/- 7 hektar. Masing-masing petani mengelola kolamnya sendiri kecuali pada saat panen tiba. Biasanya mereka dibantu 2-3 orang yang membantu penangkapan, penghitungan, dan pengemasan. Tenaga kerja ini mendapat upah Rp30.000,- per hari.

Proses Produksi
Dalam proses produksinya, setelah telur menetas langsung ditempatkan dalam ember-ember khusus supaya benih-benih tersebut aman dan kuat hingga usia 4 hari. Kemudian dipindahkan ke dalam kolam-kolam hingga usia 1 bulan.

Kolam ukuran 2x2m bisa memuat 10ribu ekor bibit. Untuk mendapatkan bibit dengan ukuran yang lebih besar lagi, bibit tersebut dipindahkan ke kolam tanah dengan ukuran 5x5m atau lebih besar. Saat pembesaran bibit yang harus diperhatikan adalah kesehatan dan kondisi air. Ukuran ikan untuk dijual sesuai target pasar yang ingin disasar masing-masing petani. Untuk pakan, masing-masing ukuran dan usia bibit berbeda. Misal:
Usia bibit PakanJenis pakanJumlah pakanHarga
Telur-1 bulan Rp10rb/literCacing sutra10ribu ekor = 7lt/bulan
1 – 2 bulanD0 (pelet gembur)10ribu ekor = 10kg atau secukupnyaRp11rb/kg
2 bulan atau lebihpelet (jenis min2)sesuai ukuran yang ingin dicapaiRp6500/kg
Harga pakan yang cukup mahal menjadi salah satu kendala dalam pembudidayaan ikan gurame ini.

Keuntungan usaha
Keuntungan dalam budidaya gurame dibandingkan dengan jenis ikan yang lain adalah :
  1. Permintaan gurame yang cukup tinggi sehingga pasar terjamin
  2. Nilai jual yang cukup tinggi
  3. Bisa dijual dalam usia atau ukuran berapa pun karena kebutuhan pasar sangat variatif.
Sedangkan keunggulan budidaya gurame yang diterapkan kelompok tani Mino Raharjo adalah sistem guba, gugus simba, dimana bibit diberi suplemen nutrisi sehingga ikan dalam kategori sehat dan kualitas baik serta pengelolaannya dilakukan oleh petani yang cukup ahli dalam pembibitan dan pembesaran. Proses penjualannya dilakukan seleksi sesuai kualitas dan ukuran.

Kekurangan usaha
Peluang usaha perikanan gurameh membutuhkan keahlian khusus dalam menjalankannya. Karena proses perawatan yang cukup rumit, selain itu dibutuhkan pula beberapa nutrisi untuk menghasilkan ikan yang berkualitas baik dan tidak terkena penyakit. Lingkungan tempat memelihara ikan gurameh juga perlua diperhatikan, baik dari air, suhu, maupun media yang digunakan untuk memelihara. Agar dapat menghasilkan panen ikan yang berkkualitas.

Pemasaran sampai ke luar pulau
Sejauh ini mayoritas konsumen berasal dari Jogja dan pulau Jawa, beberapa Sumatera dan Kalimantan. Untuk wilayah Jogja sendiri mereka hanya bisa memenuhi 25% dari permintaan. Mereka diantaranya adalah petani pembesaran, pedagang besar, rumah makan dan sebagainya. Harga jual untuk bibit usia 1 bulan adalah Rp150,-per ekor dan untuk ukuran konsumsi (5 ons) Rp21.000/kg.

Dengan besarnya permintaan, adanya kompetitor tidak terlalu dirasa pengaruhnya. Salah satu upaya kelompok ini untuk memenuhi kebutuhan pasar, mereka mencoba memasyarakatkan budidaya gurame dengan mengadakan pelatihan rutin 1 bulan sekali. Demi kenyamanan dan efektifitas, peserta peltihan sehari itu dibatasi 25 sampai 30 orang. Mereka juga melayani konsultasi pembudidayaan tersebut.

Rencana ke depannya, UPR Mino Raharjo, pada tahun 2010 mentargetkan menjadi sentra percontohan dengan mengembangkan usaha perikanan dengan sistem one stop shoping. Diatas lahan di sebelah selatan desa seluas 2 hektar, dengan target dana Rp2milyar, mereka akan mengembangkan kawasan budidaya ikan terpadu dari hulu sampai hilir.

Mulai dari penetasan, pembesaran sampai dengan produk jadi yaitu ikan matang yang disajikan di rumah makan yang akan didirikan di atas lahan tersebut juga. Di samping itu, lokasi tersebut akan dilengkapi arena bermain dan wisata sehingga saat orang dewasa belajar budidaya, anak-anak diberikan fasilitas bermain.

Tips Sukses
Menjaga kualitas hasil ikan, pisahkan antara ikan yang berkualitas bagus dengan ikan yang kurang bagus. Jadi konsumen tidak kecewa jika mendapatkan ikan yang kurang bagus, untuk ikan yang kurang bagus masih tetap bisa dijual namun dengan penawaran harga yang lebih murah.

Analisa Ekonomi:

Analisis keuangan dibuat dengan basis perhitungan
1000 ekor bibit gurame ditebar

Pengeluaran

Pembelian bibit       : 1.000 ekor x Rp    750,00                                                          = Rp   750.000,00
Pakan D0              :    10 kg   x Rp 11.000,00                                                          = Rp   110.000,00
Pakan Pelet           :   900 kg   x Rp  6.500,00                                                         = Rp 5.850.000,00+
Total Pengeluaran                           = Rp 6.710.000,00

Pendapatan

Penjualan Ikan Gurame : 400 kg     x Rp 23.000,00                                                          = Rp 9.200.000,00

Total Pendapatan                             = Rp 9.200.000,00

Keuntungan   = Rp 9.200.000,00 - Rp 6.710.000,00                           = Rp 2.490.000,00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar