Salah satu makanan asli Cina yang berhasil mencuri hati masyarakat Indonesia adalah mie. Makanan yang memiliki tekstur kenyal ini, telah dikenal masyarakat Cina sejak ribuan tahun yang lalu. Di Indonesia sendiri, mie mulai dikenal setelah banyak warga Cina yang masuk di negara ini. Budaya masyarakat Cina yang menyajikan mie, ternyata berkembang sehingga menu mie dikenal masyarakat Indonesia.
Meskipun mie bukan makanan asli Indonesia, namun makanan ini sangat popular dikalangan masyarakat. Bahkan bagi masyarakat Indonesia, mie menjadi makanan pokok kedua bagi mereka. Kandungan karbohidrat yang ada pada mie, membuat makanan ini sering dijadikan sebagai pengganti nasi oleh masyarakat.
Meskipun mie bukan makanan asli Indonesia, namun makanan ini sangat popular dikalangan masyarakat. Bahkan bagi masyarakat Indonesia, mie menjadi makanan pokok kedua bagi mereka. Kandungan karbohidrat yang ada pada mie, membuat makanan ini sering dijadikan sebagai pengganti nasi oleh masyarakat.
Besarnya minat masyarakat akan mie, memberikan prospek cerah untuk dijadikan sebagai peluang usaha baru yang cukup menguntungkan.Besarnya potensi bisnis mie, dimanfaatkan untuk mencoba usaha mie. Dari mulai usaha pembuatan mie, penjualan mie, sampai usaha makanan hasil olahan mie kini bisa ditemukan dimana saja.
Konsumen
Mie yang dulunya hanya disukai masyarakat Cina, kini digemari semua lapisan masyarakat baik di Indonesia maupun di benua lainnya. Bahkan dimana saja mie diproduksi dan dijual, selalu dicari para konsumen. Info bisnis
Berbagai produk mie yang beredar dipasaran, selalu laris manis diserbu para konsumen. Dari mulai mie kering, yang biasa disebut mie instan. Sampai mie basah yang terbagi menjadi berbagai jenis, seperti mie telur, kwetiau, dan pasta. Baik mie kering maupun mie basah, sama – sama diminati para konsumen. Yang membedakan hanya daya tahannya saja, mie kering memiliki daya tahan yang lebih lama dibandingkan mie basah.
Walaupun memiliki daya tahan yang berbeda, namun semua produk mie tersebut memiliki prospek bisnis yang sangat besar untuk dijadikan sebagai peluang usaha. Untuk membuat mie tidak memerlukan peralatan maupun bahan baku yang mahal. Bahan bakunya pun juga mudah ditemukan dipasaran, seperti tepung terigu, tepung tapioca, tepung jagung, tepung sagu, tepung beras, serta bahan – bahan tambahan ( air ki, carboxymethyl cellulose, tepung pati, pewarna makanan, telur, dan calcium propionate ). Sedangkan untuk peralatannya yang paling penting yaitu mixer, dan mesin penggiling mie.
Konsumen
Mie yang dulunya hanya disukai masyarakat Cina, kini digemari semua lapisan masyarakat baik di Indonesia maupun di benua lainnya. Bahkan dimana saja mie diproduksi dan dijual, selalu dicari para konsumen. Info bisnis
Berbagai produk mie yang beredar dipasaran, selalu laris manis diserbu para konsumen. Dari mulai mie kering, yang biasa disebut mie instan. Sampai mie basah yang terbagi menjadi berbagai jenis, seperti mie telur, kwetiau, dan pasta. Baik mie kering maupun mie basah, sama – sama diminati para konsumen. Yang membedakan hanya daya tahannya saja, mie kering memiliki daya tahan yang lebih lama dibandingkan mie basah.
Walaupun memiliki daya tahan yang berbeda, namun semua produk mie tersebut memiliki prospek bisnis yang sangat besar untuk dijadikan sebagai peluang usaha. Untuk membuat mie tidak memerlukan peralatan maupun bahan baku yang mahal. Bahan bakunya pun juga mudah ditemukan dipasaran, seperti tepung terigu, tepung tapioca, tepung jagung, tepung sagu, tepung beras, serta bahan – bahan tambahan ( air ki, carboxymethyl cellulose, tepung pati, pewarna makanan, telur, dan calcium propionate ). Sedangkan untuk peralatannya yang paling penting yaitu mixer, dan mesin penggiling mie.
Berikut kami berikan cara pembuatan mie dengan biaya yang ekonomis.
Bahan
Bahan
- 250 gram tepung terigu protein tinggi
- 2 sdm tepung tapioca
- 110 ml air
- 1 sdm tepung pati
- ½ sdt garam
- 1 sdt air ki ( air ki : air yang berasal dari endapan abu merang yang dibakar dan dibiarkan selama satu malam)
- ½ sdt CMC ( carboxymethyl cellulose untuk menghasilkan mie yang elastis, pilih CMC yang termasuk food grade )
- Pewarna makanan warna kuning secukupnya
- Tepung tapioca secukupnya, untuk taburan / dusting
- Campurkan bahan tepung terigu, tepung tapioca, tepung pati, dan CMC aduk hingga merata. Tambahkan air ki, dan garam ke dalam adonan.
- Bagi 110 ml air ke dalam dua wadah, kemudian masukan pewarna makanan pada salah satu wadah, aduk hingga rata.
- Tambahkan adonan tepung dengan air, aduk rata. Selanjutnya masukan air yang telah diberi pewarna.
- Tutupi adonan menggunakan plastik atau lap agar adonan tidak kering.
- Giling adonan dengan menggunakan mesin penggilingan, menjadi lembaran tipis (dari nomor satu hingga nomor lima atau enam ). Potong lembaran adonan berbentuk kecil dan memanjang.
- Taburi adonan yang telah dipotong, menggunakan tepung tapioka agar adonan tidak lengket.
- Kemas ke dalam plastik, dan mie siap dipasarkan.
Kelebihan usaha
Menjalankan usaha mie tidak membutuhkan modal yang besar, karena bahan baku dan peralatannya mudah didapatkan. Disamping itu besarnya minat masyarakat akan mie, memberikan keuntungan besar bagi para pelaku usaha ini. Sehingga pemasarannya pun tidak terlalu susah. Bisa dijual dalam bentuk mie belum masak, atau bisa juga diual menjadi berbagai varian menu makanan mie.
Menjalankan usaha mie tidak membutuhkan modal yang besar, karena bahan baku dan peralatannya mudah didapatkan. Disamping itu besarnya minat masyarakat akan mie, memberikan keuntungan besar bagi para pelaku usaha ini. Sehingga pemasarannya pun tidak terlalu susah. Bisa dijual dalam bentuk mie belum masak, atau bisa juga diual menjadi berbagai varian menu makanan mie.
Kekurangan usaha
Banyaknya isu negatif yang beredar dimasyarakat tentang penggunaan bahan pengawet pada produk mie, sempat membuat minat masyarakat terhadap mie sedikit menurun. Namun isu ini tidak berpengaruh besar bagi pelaku usaha mie yang sudah mendapatkan ijin usaha dari badan POM, karena dengan ijin tersebut kualitas produk mie terjamin keamanannya dan berhasil meyakinkan konsumen kembali.
Banyaknya isu negatif yang beredar dimasyarakat tentang penggunaan bahan pengawet pada produk mie, sempat membuat minat masyarakat terhadap mie sedikit menurun. Namun isu ini tidak berpengaruh besar bagi pelaku usaha mie yang sudah mendapatkan ijin usaha dari badan POM, karena dengan ijin tersebut kualitas produk mie terjamin keamanannya dan berhasil meyakinkan konsumen kembali.
Pemasaran
Untuk memasarkan mie, para produsen lebih senang menjalin kerjasama dengan para pelaku usaha makanan yang menggunakan mie sebagai bahan utama mereka. Sehingga produk yang mereka buat, dapat dipasarkan dalam jumlah yang banyak dibandingkan harus memasarkannya kepada konsumen akhir ( konsumen individu).
Untuk memasarkan mie, para produsen lebih senang menjalin kerjasama dengan para pelaku usaha makanan yang menggunakan mie sebagai bahan utama mereka. Sehingga produk yang mereka buat, dapat dipasarkan dalam jumlah yang banyak dibandingkan harus memasarkannya kepada konsumen akhir ( konsumen individu).
Selain itu untuk mengenalkan produk mereka, biasanya kemasan mie yang mereka pasarkan diberi brand atau merek. Pemberian brand bisa dicantumkan pada plastik kemasan mie, sehingga konsumen mengenali produk mie yang Anda hasilkan. Strategi pemasaran dari mulut ke mulut pun juga dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
Kunci sukses
Dalam memproduksi mie, usahakan untuk menjaga kualitas bahan baku dan kebersihan peralatan produksi. Hindari pemakaian bahan baku yang membahayaan kesehatan, seperti pewarna non makanan, atau bahan pengawet non makanan ( formalin ). Sehingga mie yang Anda hasilkan memiliki kualitas bagus, serta aman dikonsumsi para konsumen. Selanjutnya untuk proses promosi, cantumkan brand produk Anda. Penting pula mencantumkan ijin badan POM dan sertifikasi halal dari MUI. Jadi konsumen tidak perlu ragu lagi untuk mengkonsumsi produk mie yang Anda produksi.
Dalam memproduksi mie, usahakan untuk menjaga kualitas bahan baku dan kebersihan peralatan produksi. Hindari pemakaian bahan baku yang membahayaan kesehatan, seperti pewarna non makanan, atau bahan pengawet non makanan ( formalin ). Sehingga mie yang Anda hasilkan memiliki kualitas bagus, serta aman dikonsumsi para konsumen. Selanjutnya untuk proses promosi, cantumkan brand produk Anda. Penting pula mencantumkan ijin badan POM dan sertifikasi halal dari MUI. Jadi konsumen tidak perlu ragu lagi untuk mengkonsumsi produk mie yang Anda produksi.
Analisa Ekonomi Asumsi : dalam satu hari memproduksi 20 kg mie, proses produksi di rumah jadi tidak ada biaya tempat. Modal awal Mesin penggiling mie Rp 1.000.000,00 Mixer kapasitas 7 – 10 kg Rp 7.500.000,00 Mesin pengemas plastik Rp 375.000,00+ Total Rp 8.875.000,00 Biaya penyusutan mesin, dengan asumsi pemakaian selama 3 tahun (36 bulan) = 1/36 x Rp 8.875.000,00 = Rp 246.500,00 Biaya operasional per bulan Bahan baku : Tepung terigu @ Rp 8.500,00 x 12 kg = Rp 102.000,00 Tepung tapioca @ Rp 5.500,00 x 2 kg = Rp 11.000,00 Tepung pati @ Rp 15.000,00 x 1 kg = Rp 15.000,00 Tepung penabur/ dusting = Rp 10.000,00 Air ki = Rp 15.000,00 CMC = Rp 10.000,00 Pewarna makanan = Rp 3.000,00+ Total = Rp 166.000,00/ hari Total pembuatan per bulan : = Rp 166.000,00 x 30 hari Rp 4.980.000,00 Plastik kemasan Rp 200.000,00 Gaji karyawan @ Rp 750.000,00 x 2 orang Rp 1.500.000,00 Biaya listrik Rp 200.000,00 Biaya transportasi dan promosi Rp 300.000,00 Biaya penyusutan alat Rp 246.500,00+ Total Rp 7.426.500,00 Omset per bulan Harga jual mie per kg : Rp 15.000,00 Omset per bulan = @ Rp 15.000,00 x 20 kg x 30 hari = Rp 9.000.000,00 Laba bersih per bulan = Rp 9.000.000,00 - Rp 7.426.500,00 = 1.573.500,00 ROI (Return of Investment) ( modal awal : laba bersih per bulan ) = < 6 bulan
Source : bisnisukm.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar