Selasa, 02 Oktober 2012

Proposal Usaha Kreditan Barang

Pada masa sekarang ini banyak kita mendengar istilah kredit, hampir segala bentuk jual beli dibuat sistem kredit. Untuk kehidupan sehari-hari kita bisa memanfaatkan usaha kredit dari mulai :
  1. Perlengkapan rumah tangga (Furniture, barang elektonik : TV, Kulkas, DVD, Kipas angin, Rice cooker dsb).
  2. Kebutuhan Lifestyle (Baju, celana, topi, sepatu, jam tangan, handphone dsb).
  3. Kebutuhan Tersier (Motor, Mobil, dsb). Berikut beberapa tips membuka usaha kredit barang :
Berikut beberapa tips untuk membuka usaha kreditan barang :Bagaimana cara mengembangkan usaha kredit barang?
Bagaimana menghitung keuntungan sementara tidak tahu modal yang dihabiskan ?
Apa indikasi suatu usaha kredit barang dikatakan maju atau berhasil?
Bagaimana pengelolaan uang usaha kredit barang?

Jawab:
1. Untuk mengembangkan usaha kredit sebenarnya tidaklah susah. Dalam usaha ini Anda membelikan suatu barang yang dibutuhkan konsumen lalu mereka akan membayar cicilannya setiap bulan kepada Anda dengan nilai nominal yang telah ditetapkan dengan mengambil keuntungan di dalamnya.
 
Ada beberapa cara agar uang Anda dapat berputar dengan cepat dan mendapatkan keuntungan yang besar. Pertama, batasilah nilai nominal barang yang dipesan oleh konsumen, meskipun jangan juga terlalu kecil. Semakin kecil nilai nominalnya, akan semakin banyak barang yang Anda kreditkan.
 
Kedua, batasilah jangka waktu pembayarannya. Karena dari usaha ini Anda bergantung untuk mendapatkan penghasilan bulanan, maka jangka waktunya juga jangan terlalu lama. Katakanlah untuk satu barang dengan nominal Rp 1 juta dapat dicicil selama empat kali dalam satu minggu dengan besaran cicilan Rp 300 ribu. Dengan semakin cepatnya uang kembali, maka dapat Anda putar kembali menjadi barang.
 
Sekarang, bagaimana dengan uang usaha tersebut, apakah bisa Anda ambil sebagai upah dari hasil jerih payah Anda? Ya, tentu bisa. Tapi tentu ada caranya agar usaha juga tetap dapat berjalan terus menerus.
Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan. Pertama, dengan cara menggaji diri Anda sendiri setiap bulannya dari keuntungan usaha. Besaran gaji ini Anda sendiri yang menentukan tetapi hanya boleh diambil satu kali dalam sebulan. Misalnya Anda meminta gaji dari usaha sebesar Rp 1 juta, maka setiap tanggal gajian Anda hanya boleh mengambil senilai yang telah ditetapkan. 

2. Menghitung keuntungan sangat penting sekali untuk menentukan apakah usaha ini layak atau tidak. Dan juga dijadikan sebagai dasar dalam menentukan gaji Anda sendiri, pembayaran pajak, zakat, dan sebagainya. Banyak pengusaha kecil yang tidak menyadari hal ini dan tidak merasa perlu mengetahui berapa sesungguhnya keuntungan usaha mereka selama usaha berjalan dengan baik. Walaupun Anda tidak mengetahui dengan persis berapa modal yang sudah Anda habiskan, saya yakin Anda mencatat dengan baik jumlah hutang dan pembayaran dari konsumen Anda. Dari sini kita bisa tahu berapa jumlah modal yang sudah dikeluarkan dan berapa keuntungan yang sudah diperoleh. Dengan rata-rata keuntungan 40% dari harga jual, maka dari total pembayaran yang sudah diterima dari konsumen selama satu periode 40% adalah keuntungan dan 60%-nya adalah modal yang terus bergulir. Misalnya, dalam 1 bulan Anda berhasil menagih uang sebesar Rp 10 juta dari konsumen. Artinya keuntungan yang Anda peroleh bulan ini adalah sebesar Rp 4 juta.
 
Kedua, dengan sistem persentase. Dengan sistem ini maka gaji yang Anda terima akan naik turun setiap bulannya tergantung dari keuntungan yang diperoleh. Ketiga, kombinasi antara kedua sistem tersebut. Mana yang lebih baik, itu tergantung kepada Anda karena kebutuhan setiap manusia pada dasarnya berbeda-beda.
 
3. Mudah saja mengetahui apakah suatu usaha itu berhasil dan maju, yaitu dengan melihat tidak adanya kredit macet. Dengan tidak adanya kredit macet, tentu uang Anda terus berputar dan tentunya keuntungan yang Anda peroleh pun akan semakin bertambah besar, bukan? Dalam usaha kredit barang seperti yang Anda lakukan ini yang terpenting adalah kepercayaan yang Anda berikan kepada konsumen. Apabila ada satu konsumen saja yang melanggar perjanjian yang telah dibuat, tentu sedikit banyak dapat mengganggu kelangsungan usaha tersebut.
 
4. Semua usaha dalam mengelola keuangannya memiliki prinsip dasar yang sama. Intinya, jangan campur adukkan antara keuangan dari hasil usaha dengan keuangan pribadi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, agar kalau ada salah satu keuangan yang tidak sehat, maka tidak menggerogoti keuangan yang lain. Jangan lupa untuk membuat laporan keuangan sederhana agar dapat melihat kondisi keuangan usaha yang sedang dijalankan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar