Sabtu, 06 Oktober 2012

Proposal Usaha Kantin Sekolah / Kampus / Kantor

Memiliki usaha rumah makan saat ini banyak disukai oleh calon pebisnis di Indonesia, karena selain menguntungkan bisnis ini juga memiliki pasar yang tidak pernah ada habisnya. Selain itu juga, keuntungannya bisa mencapai 60% dari harga jual, apalagi jika diterapkan di kota besar seperti Jakarta. Salah satunya melalui membuka usaha kantin, dengan memiliki beberapa variasi makanan dan tempat yang strategis, usaha ini memberikan keuntungan yang cukup baik.
 
Konsumen
Konsumen utama bisnis kantin adalah pelajara, mahasiswa, sampai karyawan sebuah perusahaan. Biasanya kantin dibuka di komplek sekolah, kampus serta di lingkungan kerja seperti pabrik, hotel, dan perusahaan – perusahaan lainnya. Info bisnis
Salah satu contohnya adalah Ibu Susi Harti, usaha kantin ini sudah ia geluti lebih dari 20 th yang lalu. Berawal dari mengirimkan proposal penawaran ke sebuah Sekolah Public Relation di bilangan Sudirman, hingga kini ia memiliki 6 kantin di beberapa tempat di kota Jakarta, dengan 3 kantin berada di daerah kampus dan 3 lainnya berada di pusat perbelanjaan.

Ibu Susi Harti yang terkenal dengan panggilan Ibu Utik ini pernah bekerja di salah satu Hotel di Jakarta ini, pada awal kalinya hanya sebagai penyuplai makan untuk karyawan di Hotel tersebut. Namun dikarenakan keuntungannya kecil sedangkan tanggung jawabnya berat, maka usaha tersebut ia tinggalkan. Setelah itu, Ibu Utik memberanikan diri untuk membuka kantin yang ditawarkan oleh salah satu pengelola kantin di gedung perkantoran. Setelah membuka lebih dari 5 tahun, kantinnya memiliki permasalahan dengan pihak pengelola.
 
” Pada waktu buka kantin di daerah MT.Haryono Jakarta, usaha ini sebenarnya sudah memiliki perkembangan. Namun akibat pergantian pimpinan pengelola kantin tersebut, kantin kami sering dipermasalahankan karena pimpinan tersebut ingin menggantikan kantin tersebut dengan saudaranya ” kenang pemilik dari kantin AVI dan kantin Bu Utik ini.
 
Akhirnya setelah vakum beberapa tahun, Ibu Utik kembali mendapatkan tawaran untuk membuka kantin di London School daerah Sudirman Park. Dengan ketekunannya ia berusaha untuk mengembangkan usaha kantin ini. ” Ketika pertama kali saya menerima di kampus London School itu, saya sudah membuat target dalam waktu 1 tahun kedepan, minimal saya harus bisa membuka 4 outlet lainnya ” jelasnya. Hal ini ditegaskan, jika hanya membuka 1 outlet saja belum bisa menopang kebutuhan sehari – hari.
 
Untuk menu makanan dan minuman yang ditawarkan, Ibu Utik hanya memilik produk andalan seperti : Lontong Cap Gomeh, Gudeg Jogja, Burger, Soto, Bubur Ayam, Nasi Rames dll. Sedangkan untuk menu minumannya Ibu Utik hanya menawarkan menu aneka juice. Karena biasanya menu minuman sudah di tangani sendiri dari pihak pengelola, kecuali jika belum ada maka kantin AVI ini menyediakan minuman instan seperti Kopi, Kopi Susu, Teh, dll.
 
Lontong Cap Gomeh dan Gudeg Jogja ini merupakan menu andalan dari Kantin AVI dan Kantin Bu Utik, bisa dibilang jarang ada kantin yang menawarkan menu tersebut. ” Kita ingin menampilkan sesuatu yang tidak dijual dengan kantin lain, sehingga kita memiliki perbedaan sendiri ” jelasnya.
 
Masalah kualitas masakan merupakan hal yang utama untuk menerima suplai makanan dari orang lain, karena hal ini berpengaruh terhadap omset penjualan. ” Jika ada yang ingin mensuplai makanan, maka biasanya kami test terlebih dahulu. Dan sistem pembayarannya pun tidak langsung cash, tapi berupa konsinyasi ( jika terjual baru dibayar ) ” katanya.
 
Prosedur dan persyaratan untuk mendirikan outlet kantin di foodcourt ini biasanya bergantung dari peraturan masing – masing. Namun biasanya ada 2 jenis untuk pembayaran biaya sewa tempat. Sistem pertama adalah pembayaran melalui pemotongan harga jual, biasanya 20% dari harga jual adalah untuk pihak pengelola kantin. Sehingga setiap bulannya kantin tidak menyerahkan pembayaran lagi. Sistem kedua adalah pembayaran sewa per tahun atau per bulan, jika pertahun biaya sewanya antara 10jt – 20jt /th ( tergantung lokasi ) atau 500rb – 1jt untuk sewa per bulan.
 
Ibu Utik dalam sehari bisa mendapatkan omset Rp 150.000 – Rp 300.000. Namun jika, saat ramai pengunjung, setiap outletnya bisa mencapai Rp 500.000 setiap hari.Dengan mengambil keuntungan yang tidak terlalu banyak, Ibu Utik bisa mendapatkan keuntungan 10%-20% dari total omset seluruh outletnya.
 
Kelebihan bisnis
Kebutuhan makan tidak akan pernah ada habisnya, begitu juga dengan bisnis kantin. Selama masih ada pelajar, mahasiswa, serta para karyawan, maka kelangsungan bisnis kantin juga akan terjaga. Yang terpenting jaga kualitas makanan yang ditawarkan, maka konsumen akan tetap loyal dengan bisnis kantin Anda.
 
Kekurangan bisnis
Biasanya dalam satu lokasi tidak hanya memiliki satu kantin saja, ada beberapa pelaku bisnis lain yang menjajakan makanan. Sehingga persaingan bisnisnya pun cukup ketat. Oleh karena itu tingkatkan kualitas cita rasa makanan yang Anda tawarkan, agar konsumen tidak pindah ke bisnis pesaing Anda.
 
Pemasaran
Jika anda berminat untuk membuka usaha kantin, sebaiknya anda perhatikan lokasi tersebut apakah ramai atau tidak. Semakin ramai pengunjungnya maka semakin mahal biaya sewanya, selain itu juga anda juga harus memperhatikan jenis pengunjung disini. ” Seperti kantin saya yang berada di Carefour Ciledug, Supermarket ini sangat sepi dari pengunjung. Kami harus bisa bertahan dengan mengantarkan makanan untuk penjaga toko di pusat perbelanjaan ini. Dengan sistem jemput bola ini, dapat menambah omset penjualan per harinya. Jadi kami tidak hanya menunggu pembeli di kantin saja, tapi kami juga menyebarkan brosur untuk para penjaga toko di Supermarket ini ” jelas Ibu Utik.
 
Kunci sukses
Selain hal – hal diatas, permasalahan stok bahan baku pun jangan di remehkan, karena jika anda telah untuk mengantisipasinya, maka anda akan kehilangan order atau pemasukan. Ibu Utik memiliki peraturan sendiri dalam mengelola bahan baku untuk usaha kantin ini. ” Stock bahan baku, kami memiliki 2 jenis suplier. Pertama, suplier dari kami sendiri, kedua suplier dari orang lain. Jika suplier dari orang lain ini, kami menerapkan sistem stock 2-3 hari. ” katanya.
 
Kondisi jalan dan transportasi di Jakarta membuat kita harus benar – benar memperhitungkan masalah pengiriman dan perjalanan menuju kantin. Sehingga Ibu Utik melakukan kerjasama dengan ojek langganannya dalam membantu pengantaran stock bahan baku ke masing – masing outlet. Dengan sistem pengantaran ini, maka makanan dapat tersebar ke berbagai outletnya dalam waktu yang tepat.
 
” Dalam pemilihan kantin ini, saya harus memperhatikan lokasi atau daerahnya. Ini dimaksudkan agar lebih mudah dalam melakukan pengantaran makanan dan pengontrolan setiap outlet ” jelas Ibu dari 5 anak ini. Untuk itu, Ibu Utik yang juga pernah berkerja sebagai Kepala Rumah Tangga Sahid Grup, hanya menerima tawaran membuka kantin jika letak lokasinya memiliki jalur yang sama dengan otletnya yang lain. Anda tertarik denganpeluang bisnis membuka kantin? berikut kami lampirkan analisa ekonomi usahanya. 
Analisa Keuangan
Omset rata - rata / hari       : Rp    150.000
(sudah termasuk pemotongan 20% untuk pengelola)
Omset rata -rata /bulan/outlet : Rp  4.500.000

Omset Total / bln : Rp 24.500.000
Biaya Bahan Pokok 40%          : Rp  9.800.000
Laba Kotor                     : Rp 14.700.000

Biaya Operasional
Gaji 9 Karyawan                : Rp  6.000.000
Biaya Sewa                     : Rp  1.500.000
Biaya Transportasi             : Rp  1.000.000
Biaya Listrik                  : Rp  2.500.000
TOTAL                          : Rp  9.000.000

Laba Bersih : Rp  3.200.000
Source : bisnisukm.com

 Source : bisnisukm.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar